Senin, 19 Juli 2010
Layaknya arah yang tak pernah rampung dalam kejaran, demikianlah cita yang terus berjinjit maju tanpa batas kelar. menggandakan upaya pada pintalan karya, menjadi mercusuar terang dalam mendayagunakan kreasi-kreasi indah yang menyejukan alam dan nurani. Manusia dalam kiprah adalah jasad bergerak bergelimang kurang dan alpa, topangan anugrah Ilahi kemudian datang bersambut menjadi sobat pengingat serta penyempurna. Maka yang luar biasa dalam konteks abadi hanyalah Allah beserta kebijakan anugrahNya. Merangkai cipta mungil lagi sederhana, semoga saja merupakan pengembangan anugrah Talenta yang Allah ilhamkan kedalam pribadi hamba-hambaNya.
Terkilir ketika telah mulai meniti rajut kebajikan atau kreasi ringan tentu bukanlah hal yang cela, selama niat yang terpatri tetaplah lurus menembus kisi-kisi mashlahat ( manfaat ) kemanusiaan dengan berbagai ragam dan macamnya, sebab menghadiahkan kegembiraan kedalam hati sesama merupakan pekerti luhur yang tak henti dikampanyekan oleh islam. Dan karena itulah tindak lanjut dari sebuah kemauan menghadirkan kerja nyata yang berkesinambungan.
Catatan sederhana ini, tentu tidaklah mencurah banyak arti tuk sahabat pembaca yang notabene adalah insan produktif dalam berkarya. Tapi meslkipun demikian, pun juga tidaklah keliru bila kebersahajaan menjadi kesan dalam setiap persembahan.
"Saat ragam pikiran bersua, maka moment kematangan bagi akal makin dekat", itulah pepatah kuno padang pasir 12 abad silam. Disisi lain kedewasaan ilmiah juga bagian dari impian, dan pencapaiaannya hanyalah dapat terwujud apabila ada kesiapan serta lapang dada tuk saling bertukar, memberi dan menerima dari atas, menengah ataupun bawah.